Saya membuat blog ini sebagai media pengingat/atau slave storage bagi saya, tujuannya jika saya lupa dengan mudah dapat segera saya akses kapan pun dan dimanapun. Saya tidak akan menjelaskan jaringan peer to peer itu apa (P2P) karena buat apa saya tulis lagi karena pengertian demikian insya Allah saya akan ingat selalu. Saya mungkin akan lupa di hal tekni yaitu bagaimna membuat jaringan P2P?.
Nah inilah tahapan pembuatan membuat jaringan P2P;
1. Sediakan dua kompi bisa laptop dengan pc atau sesama pc atau sesama laptop.
2. Pastikan semua kompi sdh ada lan cardnya.
3. Buat kabel tipe cross dari kabel UTP dengan konektor RJ-45
4. Sambungkan masing2 konektor kabel UTP tersebut ke slot nya di lan card msg2 kompi.
5.(Kompi 1 saya beri nama kompi A, dan kompi ke-2 disebut kompi B)agar memudahkan penyebutan.
6. PC A masuk ke view network dan buat IP misal:191.168.0.1, subnet difault
7. PC B juga demikian, namun IP:192.168.0.2, subnet mask default
9. Buka My Computer masuk Propertis dan sharing alow
10. Di Lan card tab sharing.
11. Untuk tes dengan :ping -t 192.168.0.1 Enter
CATATAN HARIAN
Jumat, 28 Mei 2010
MEMAANAGE RASA KANTUK
saya sehari tidur kurang dari 5 jam sehari, ini sdh terpola sejak lama, kurang lebih 10 tahun yang lalu. saya terbiasa tidur jam 11 malam dan bangun jam 3 atau jam 4 pagi. mengapa demikian karena kebutuhan yang mengahruskan begitu. Ketika saya SMA saya harus menyelesaikan banyak PR dan belajar samapai jam 11 malam biasanya baru selesai. Jam 3 - 4 pagi saya bangun untuk sholat malam dan terkadang kalau waktunya cukup saya sempatkan mengulang pelajaran walau hanya 15 -30 menit. Ini saya lakukan secara alami tanpa doping atau bantuan obat-obatan perangsang syaraf agar tetap melek. Rutinitas saya setiap hari senin-sabtu sekolah pulang menjelang magrib, bahkan kadang magrib. Kebetulan saya sekolah di salah satu SMA yang dianggap favorit di kota saya, sehingga jam nya begitu disiplin sampai sore.
Ketika saya kuliah juga demikian, saya terbiasa tidur kurang dari 5 jam per hari. Namun aktifitas saya tidak lagi seperti di SMA yang hanya Osis dan belajar. Di PT saya punya obsesi bukan cuma menjadi mahasiswa kutu buku, namun mahasiswa plus-plus, artinya kuliah ya, tapi tetap mengikuti kegiatan ekstra kurikuler untuk mengasah kemampuan manajerial dan diplomasi. Dengan ambisi demikian saya mengikuti 3 ekstra kurikuler sekaligus, dan ternyata saya kelimpungan. Hasil akademik semester 1 rendah. Akhirnya saya hanya mengikuti 2 ekstra saja agar tidak terlalu capek untuk urusan akademik. Dan ini berhasil saya lakukan. Saya berusaha menjaga pola makan dan kecukupan gizi, susu, makan berprotein nabati serta hewani plus vitamin menjadi menu wajib buat saya. Semester 2 nilai saya naik drastis.
Ketika saya bekerja sambil melanjutkan study S2 pola hidup bangun jam 4 tidur jam 11 kadang jam 1 malam menjadi keharusan karena tuntutan tugas kuliah dan beban kerja yang harus siselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan pola konsumsi makanan pokok ber gizi dan suplemen madu, habatus saudah (jintan hitam), dan vitamin C menjadi ritual yang tidak bisa saya tingalkan. Saya pernah 1-2 bulan meninggalkan polas konsumsi seperti ini dengan menurunkan kualitas ternyata daya tahan tubuh saya menurun. Alhamdulillah saya bisa memanage kantuk untuk keberhasilan kerja dan study.
Ketika saya pindah ke jakarta, saya sempat meninggalkan pola hidup seperti ini padahal dengan beban kerja yang lebih berat. Ternyata saya tidak bisa memanage rasa kantuk dan stamina saya. saya seringa capek dan akhirnya ngantuk trus tertidur. Ahir-akhir ini saya mencoba menerapkan pola hidup dan pola konsumsi makanan seperti dulu lagi. sehari makan minimal 3x dengan asupan proten, karbohidrat, mineral dan vitamin. Untuk Karbohidrat saya menyantap @sepiring nasi, protein ikan atau ayam, mineral dan vitamin dari suplemen serta buah-buahan segar. Istirahat kurang dari 5 jam per hari. Dengan pola seperti itu sepertinya saya harus mengurangi jam tidur saya menjadi 4 jam semalam dan (23.00-04.00) menjadi (00.00-04.00). Namun saya tetap belum bisa, pagi2 sudah loyo. Saya mencoba menambah supplemen dengan pola hidup sehat:mulai minum susu organik sehari 2 gelas, habatussaudah sehari 3x, minum madu murni sehari 2x, vitamin C, kopi sehari 2-3x, (terkadang kalu capek baget saya minum susu beruang dan schot dha). dengan begitu saya berharap memanage waktu untuk kesuksesan hidup dan karir saya dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Dengan kesehatan tetap terjaga.
(Bismillah, semoga Allah meridoi dan selalu menjaga saya & keluarga,memudahkan segala urusan saya, amiin)
Ketika saya kuliah juga demikian, saya terbiasa tidur kurang dari 5 jam per hari. Namun aktifitas saya tidak lagi seperti di SMA yang hanya Osis dan belajar. Di PT saya punya obsesi bukan cuma menjadi mahasiswa kutu buku, namun mahasiswa plus-plus, artinya kuliah ya, tapi tetap mengikuti kegiatan ekstra kurikuler untuk mengasah kemampuan manajerial dan diplomasi. Dengan ambisi demikian saya mengikuti 3 ekstra kurikuler sekaligus, dan ternyata saya kelimpungan. Hasil akademik semester 1 rendah. Akhirnya saya hanya mengikuti 2 ekstra saja agar tidak terlalu capek untuk urusan akademik. Dan ini berhasil saya lakukan. Saya berusaha menjaga pola makan dan kecukupan gizi, susu, makan berprotein nabati serta hewani plus vitamin menjadi menu wajib buat saya. Semester 2 nilai saya naik drastis.
Ketika saya bekerja sambil melanjutkan study S2 pola hidup bangun jam 4 tidur jam 11 kadang jam 1 malam menjadi keharusan karena tuntutan tugas kuliah dan beban kerja yang harus siselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan pola konsumsi makanan pokok ber gizi dan suplemen madu, habatus saudah (jintan hitam), dan vitamin C menjadi ritual yang tidak bisa saya tingalkan. Saya pernah 1-2 bulan meninggalkan polas konsumsi seperti ini dengan menurunkan kualitas ternyata daya tahan tubuh saya menurun. Alhamdulillah saya bisa memanage kantuk untuk keberhasilan kerja dan study.
Ketika saya pindah ke jakarta, saya sempat meninggalkan pola hidup seperti ini padahal dengan beban kerja yang lebih berat. Ternyata saya tidak bisa memanage rasa kantuk dan stamina saya. saya seringa capek dan akhirnya ngantuk trus tertidur. Ahir-akhir ini saya mencoba menerapkan pola hidup dan pola konsumsi makanan seperti dulu lagi. sehari makan minimal 3x dengan asupan proten, karbohidrat, mineral dan vitamin. Untuk Karbohidrat saya menyantap @sepiring nasi, protein ikan atau ayam, mineral dan vitamin dari suplemen serta buah-buahan segar. Istirahat kurang dari 5 jam per hari. Dengan pola seperti itu sepertinya saya harus mengurangi jam tidur saya menjadi 4 jam semalam dan (23.00-04.00) menjadi (00.00-04.00). Namun saya tetap belum bisa, pagi2 sudah loyo. Saya mencoba menambah supplemen dengan pola hidup sehat:mulai minum susu organik sehari 2 gelas, habatussaudah sehari 3x, minum madu murni sehari 2x, vitamin C, kopi sehari 2-3x, (terkadang kalu capek baget saya minum susu beruang dan schot dha). dengan begitu saya berharap memanage waktu untuk kesuksesan hidup dan karir saya dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Dengan kesehatan tetap terjaga.
(Bismillah, semoga Allah meridoi dan selalu menjaga saya & keluarga,memudahkan segala urusan saya, amiin)
Sabtu, 22 Mei 2010
Memunculkan Menu DeepFreeze
Setelah selesai diinstall DeepFreeze harus dirubah passwordnya agar pass dapat diingat.
Utuk Menampilkan DF tekan tombol Shift dan arahkan pointer ke icon DF pada sistray kanan windows kemudian di klik icon DF tersebut.
Utuk Menampilkan DF tekan tombol Shift dan arahkan pointer ke icon DF pada sistray kanan windows kemudian di klik icon DF tersebut.
Jumat, 21 Mei 2010
Membangun Kultur Sekolah
MESKI tidak sepenuhnya benar, mendidik anak itu mirip menyemai benih pohon. Misalnya Anda ingin menanam pohon kurma yang benih atau bibitnya diambil dari tanah Arab,Anda perlu menganalisis dan mengondisikan tanah serta cuaca yang cocok sebelum benih kurma ditanam di Indonesia.
Logika ini juga berlaku dalam dunia pendidikan,meskipun bibit pohon tidak persis sama dengan anak manusia. Banyak anak yang memiliki bakat hebat, tapi karena kondisi sekolahnya tidak mendukung, anak dimaksud tidak tumbuh optimal. Bakatnya terpendam, bahkan mati. Sebaliknya,anak yang kepintaran dan bakatnya sedang-sedang saja, tapi karena lingkungan sekolahnya bagus, anak tersebut tumbuh sebagai anak yang mandiri dan sukses. Berdasarkan argumen di atas, kemudian muncul formula bahwa apa yang disebut school culture sangat vital perannya bagi sebuah proses pendidikan. Sayangnya selama ini kita lebih sibuk berbicara kurikulum, jumlah ketersediaan guru, tunjangan guru, dan target kelulusan dalam ujian nasional; sedikit sekali berbicara tentang budaya sekolah.
Padahal akhirakhir ini pemerintah mulai berbicara pentingnya pembentukan karakter. Tanpa budaya sekolah yang bagus akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi anakanak didik kita. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapa pun yang masuk dan bergabung ke sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti tradisi yang telah ada. Contoh yang paling nyata adalah budaya bersih dan hidup tertib di Singapura. Tidak hanya sebatas school culture.Di sana bahkan sudah tumbuh city culture, yang antara lain ditandai hidup bersih, budaya antre, dan disiplin. Orang Indonesia yang tidak terbiasa hidup bersih dan disiplin berlalu lintas, begitu masuk Singapura tiba-tiba menjadi berubah, menyesuaikan dengan kultur yang ada. Budaya sekolah,atau lebih luas lagi budaya pendidikan, yang dimaksud dalam tulisan ini secara sangat menarik dan gamblang dilukiskan oleh A Fuadi dalam novelnya Negeri Lima Menara.
Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata, entah sudah berapa kali mengalami cetak ulang, sampai-sampai pernah diangkat dalam acara Kick Andy Show di Metro TV dan sekarang tengah dalam persiapan diangkat dalam film layar lebar. Di samping Laskar Pelangi, novel ini sangat bagus menggambarkan betapa vitalnya kultur pendidikan bagi proses pendidikan siswa. Secara pribadi saya menyarankan agar para pendidik membacanya. Budaya sekolah adalah sebuah pengondisian lingkungan berdasarkan konsep yang jelas,lalu dijaga dan dipupuk ibarat kita membuat hutan kota sehingga tumbuh kokoh, tempat orang berlindung mencari keteduhan dan menghirup oksigen. Dalam novelnya Fuadi melukiskan pengalaman pribadinya ketika belajar di Pesantren Gontor,Ponorogo,Jawa Timur.
Dia masuk ritme kehidupan pondok selama enam tahun siang dan malam, mirip ketika kita bergabung dalam adegan tawaf, tak ada pilihan lain selain mengikuti gerakan massa memutari Kakbah. Siapa pun yang pernah belajar di Gontor akan mengalami bagaimana belajar berbicara Arab atau Inggris yang berlangsung setiap saat, sampai-sampai yang berbicara bahasa Indonesia akan kena hukuman. Hanya dalam waktu setahun mereka sudah terbiasa berbicara dan pidato dalam dua bahasa itu, apa pun mutunya karena yang penting adalah keberanian dan kebiasaan berbicara dalam bahasa asing, soal gramatika belakangan. Ini contoh kecil elemen sebuah budaya sekolah di mana kurikulum pelajaran resmi yang ditetapkan pemerintah sudah lebur dalam ritme kehidupan sehari-hari.
Sebuah budaya mengasumsikan kehidupan yang berjalan natural,tidak lagi dirasakan sebagai beban. Karena itu merancang budaya sekolah mesti memikirkan dan menyiapkan pula kehidupan seni dan olahraga serta ruang kebebasan kreasi anak. Dengan demikian, proses pendidikan dan beban kurikulum sekolah tidak dirasakan sebagai beban, melainkan tantangan layaknya dalam sebuah permainan olahraga yang penuh semangat, tapi tetap ada wasit ataupun peraturan baku.Wasit yang bagus adalah berupa kesadaran menjaga mutu permainan yang datang dari para pemain sendiri. Gambaran itu sangat menarik dan begitu jelas disajikan dalam Negeri Lima Menara.
Saya sendiri mengamati beberapa sekolah yang berhasil membangun school culture yang bagus dan mapan. Di Sekolah Madania, Parung, Bogor, Jawa Barat, misalnya, para siswa sejak SMP sampai SMU memiliki tradisi membaca buku-buku bahasa Inggris dan melakukan riset kepustakaan melalui internet lalu dituliskan dalam sebuah paper singkat.Tradisi baca tulis dalam bahasa Inggris ini telah membudaya sehingga beberapa alumni Madania yang sudah kuliah baik di dalam maupun di luar negeri ketika ada tugas riset dan menulis makalah tidak merasakannya sebagai beban yang memberatkan. Masa-masa sekolah adalah sebuah formative years, masa pembentukan karakter yang sangat menentukan fondasi moral-intelektual seseorang seumur hidupnya.
Anak-anak yang sukses di bangku kuliah akan sangat ditentukan bagaimana kualitas dan kebiasaan belajar serta hidupnya di usia sebelumnya. Di kampus saya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, siapa saja anak-anak yang akan sukses sudah mulai terbaca dengan mengamati asal-usul sekolahnya dan hasil seleksi masuknya.Dalam hal karakter, perguruan tinggi hanyalah kelanjutan dari apa yang sudah terbentuk sebelumnya. Perguruan tinggi memang berhasil mewisuda mahasiswanya sebagai seorang sarjana, namun saya ragu, benarkah sistem perkuliahan yang ada mampu membentuk karakter seseorang? (*)
PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Rektor UIN Syarif Hidayatullah
http://17-08-1945.blogspot.com/2010/05/koran-digital-komaruddin-hidayat_20.html
Logika ini juga berlaku dalam dunia pendidikan,meskipun bibit pohon tidak persis sama dengan anak manusia. Banyak anak yang memiliki bakat hebat, tapi karena kondisi sekolahnya tidak mendukung, anak dimaksud tidak tumbuh optimal. Bakatnya terpendam, bahkan mati. Sebaliknya,anak yang kepintaran dan bakatnya sedang-sedang saja, tapi karena lingkungan sekolahnya bagus, anak tersebut tumbuh sebagai anak yang mandiri dan sukses. Berdasarkan argumen di atas, kemudian muncul formula bahwa apa yang disebut school culture sangat vital perannya bagi sebuah proses pendidikan. Sayangnya selama ini kita lebih sibuk berbicara kurikulum, jumlah ketersediaan guru, tunjangan guru, dan target kelulusan dalam ujian nasional; sedikit sekali berbicara tentang budaya sekolah.
Padahal akhirakhir ini pemerintah mulai berbicara pentingnya pembentukan karakter. Tanpa budaya sekolah yang bagus akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi anakanak didik kita. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapa pun yang masuk dan bergabung ke sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti tradisi yang telah ada. Contoh yang paling nyata adalah budaya bersih dan hidup tertib di Singapura. Tidak hanya sebatas school culture.Di sana bahkan sudah tumbuh city culture, yang antara lain ditandai hidup bersih, budaya antre, dan disiplin. Orang Indonesia yang tidak terbiasa hidup bersih dan disiplin berlalu lintas, begitu masuk Singapura tiba-tiba menjadi berubah, menyesuaikan dengan kultur yang ada. Budaya sekolah,atau lebih luas lagi budaya pendidikan, yang dimaksud dalam tulisan ini secara sangat menarik dan gamblang dilukiskan oleh A Fuadi dalam novelnya Negeri Lima Menara.
Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata, entah sudah berapa kali mengalami cetak ulang, sampai-sampai pernah diangkat dalam acara Kick Andy Show di Metro TV dan sekarang tengah dalam persiapan diangkat dalam film layar lebar. Di samping Laskar Pelangi, novel ini sangat bagus menggambarkan betapa vitalnya kultur pendidikan bagi proses pendidikan siswa. Secara pribadi saya menyarankan agar para pendidik membacanya. Budaya sekolah adalah sebuah pengondisian lingkungan berdasarkan konsep yang jelas,lalu dijaga dan dipupuk ibarat kita membuat hutan kota sehingga tumbuh kokoh, tempat orang berlindung mencari keteduhan dan menghirup oksigen. Dalam novelnya Fuadi melukiskan pengalaman pribadinya ketika belajar di Pesantren Gontor,Ponorogo,Jawa Timur.
Dia masuk ritme kehidupan pondok selama enam tahun siang dan malam, mirip ketika kita bergabung dalam adegan tawaf, tak ada pilihan lain selain mengikuti gerakan massa memutari Kakbah. Siapa pun yang pernah belajar di Gontor akan mengalami bagaimana belajar berbicara Arab atau Inggris yang berlangsung setiap saat, sampai-sampai yang berbicara bahasa Indonesia akan kena hukuman. Hanya dalam waktu setahun mereka sudah terbiasa berbicara dan pidato dalam dua bahasa itu, apa pun mutunya karena yang penting adalah keberanian dan kebiasaan berbicara dalam bahasa asing, soal gramatika belakangan. Ini contoh kecil elemen sebuah budaya sekolah di mana kurikulum pelajaran resmi yang ditetapkan pemerintah sudah lebur dalam ritme kehidupan sehari-hari.
Sebuah budaya mengasumsikan kehidupan yang berjalan natural,tidak lagi dirasakan sebagai beban. Karena itu merancang budaya sekolah mesti memikirkan dan menyiapkan pula kehidupan seni dan olahraga serta ruang kebebasan kreasi anak. Dengan demikian, proses pendidikan dan beban kurikulum sekolah tidak dirasakan sebagai beban, melainkan tantangan layaknya dalam sebuah permainan olahraga yang penuh semangat, tapi tetap ada wasit ataupun peraturan baku.Wasit yang bagus adalah berupa kesadaran menjaga mutu permainan yang datang dari para pemain sendiri. Gambaran itu sangat menarik dan begitu jelas disajikan dalam Negeri Lima Menara.
Saya sendiri mengamati beberapa sekolah yang berhasil membangun school culture yang bagus dan mapan. Di Sekolah Madania, Parung, Bogor, Jawa Barat, misalnya, para siswa sejak SMP sampai SMU memiliki tradisi membaca buku-buku bahasa Inggris dan melakukan riset kepustakaan melalui internet lalu dituliskan dalam sebuah paper singkat.Tradisi baca tulis dalam bahasa Inggris ini telah membudaya sehingga beberapa alumni Madania yang sudah kuliah baik di dalam maupun di luar negeri ketika ada tugas riset dan menulis makalah tidak merasakannya sebagai beban yang memberatkan. Masa-masa sekolah adalah sebuah formative years, masa pembentukan karakter yang sangat menentukan fondasi moral-intelektual seseorang seumur hidupnya.
Anak-anak yang sukses di bangku kuliah akan sangat ditentukan bagaimana kualitas dan kebiasaan belajar serta hidupnya di usia sebelumnya. Di kampus saya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, siapa saja anak-anak yang akan sukses sudah mulai terbaca dengan mengamati asal-usul sekolahnya dan hasil seleksi masuknya.Dalam hal karakter, perguruan tinggi hanyalah kelanjutan dari apa yang sudah terbentuk sebelumnya. Perguruan tinggi memang berhasil mewisuda mahasiswanya sebagai seorang sarjana, namun saya ragu, benarkah sistem perkuliahan yang ada mampu membentuk karakter seseorang? (*)
PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Rektor UIN Syarif Hidayatullah
http://17-08-1945.blogspot.com/2010/05/koran-digital-komaruddin-hidayat_20.html
Selasa, 18 Mei 2010
Operasi Penjumlahan Sederhana Pada Excel
Fungsi dasar penjumlahan pada excel dengan menggunakan formula "SUM"
1. Masuk ke kolom kosong yang akan di jadikan hasil penjumlahan.
2. Tulis perintah berikut:
=sum(klik kolom yang akan dijumlahkan sambil tekan tombol keyboard Shift selanjutnya tekan Enter.
1. Masuk ke kolom kosong yang akan di jadikan hasil penjumlahan.
2. Tulis perintah berikut:
=sum(klik kolom yang akan dijumlahkan sambil tekan tombol keyboard Shift selanjutnya tekan Enter.
Senin, 17 Mei 2010
Paradigma Nasional
Paradigma nasional meliputi 4 unsur yaitu
Pancasila sebagai landasan Ideologi bangsa dan negara,
UUD 1945 sebgai landasan konstitusional,
Wawasan nusantara sebagai landasan visioner
Ketahanan nasional sebagai landasan konseptual dan
RPJM landasan operasional.
Pancasila sebagai landasan Ideologi bangsa dan negara,
UUD 1945 sebgai landasan konstitusional,
Wawasan nusantara sebagai landasan visioner
Ketahanan nasional sebagai landasan konseptual dan
RPJM landasan operasional.
Sabtu, 15 Mei 2010
Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Kadang kita tidak menyadari atau memang tidak tahu bahwa keberhasilan dan kesuksesan seseorang di karir nya sangat dipengaruhi keharmonisanya dirumah tangga. Walaupun ada juga yang rumah tangganya bobrok namun karirnya tetap gemilang. Menurut saya kesuksesan seperti ini kesuksesan semu. Kesuksesan sejati adalah bagaiman dia bisa sukses di karir namun sukses juga dalam membina hubungan dengan keluarga dan masyarakat dilingkungan/tetangganya. Kesuksesan model seperti ini saya anggap "Sukses yang Ideal". Sukses yang ideal dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
Jaga Stabilitas
Untuk menjaga hubungan yang baik di dalam keluarga sebaiknya suami atau istri jangan hanya dianggap pasangan hidup namu juga mitra /tim sukses dalam membina keluarga dan karir. Selalu ciptakan kecerian di dalam rumah. Hindari hal -hal yang bisa memicu instabilitas hubungan keluarga. Cukupi semua kebutuhan dalam keluarga secara bersama-sama, mulai dari nafkah, sampai hubungan sex dan kasih sayang. Semua harus tecukupi.
Penuhi Kebutuhan agama
Agama memegang peranan penting, karena sebagai sarana berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Agama sangat terlihat perannya ketika kita mengalami kesulitan dan kita akan berusaha berkomunikasi dengan Allah sebagai Dzat yang dapat memberikan solusi.
Rekreasi
Tidak semua rekreasi mahal, dengan biaya yang relatif kecil kita bisa memanjakan keluarga jalan-jalan agar bisa me refresh suasana hati dan pikiran sehingga tidak jenuh. Usahakan satu pekan sekali refreshing agar jiwa selalu segar dan selalu siap untuk memulai aktivitas/kerja seberat apapun.
Hadiri acara di Masyarakat
Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial oleh karena itu tidak mungkin lepas dari masyarakat. Agar bisa menjaga hubungan baik dengan masyarakat sebaiknya kita ikut acara yang ada di masyarakat walau dalam lingkup kecil seperti Rapat RT atau ronda siskamling. Kelihatannya ini sepele namun ini sangat baik untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Jaga Stabilitas
Untuk menjaga hubungan yang baik di dalam keluarga sebaiknya suami atau istri jangan hanya dianggap pasangan hidup namu juga mitra /tim sukses dalam membina keluarga dan karir. Selalu ciptakan kecerian di dalam rumah. Hindari hal -hal yang bisa memicu instabilitas hubungan keluarga. Cukupi semua kebutuhan dalam keluarga secara bersama-sama, mulai dari nafkah, sampai hubungan sex dan kasih sayang. Semua harus tecukupi.
Penuhi Kebutuhan agama
Agama memegang peranan penting, karena sebagai sarana berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Agama sangat terlihat perannya ketika kita mengalami kesulitan dan kita akan berusaha berkomunikasi dengan Allah sebagai Dzat yang dapat memberikan solusi.
Rekreasi
Tidak semua rekreasi mahal, dengan biaya yang relatif kecil kita bisa memanjakan keluarga jalan-jalan agar bisa me refresh suasana hati dan pikiran sehingga tidak jenuh. Usahakan satu pekan sekali refreshing agar jiwa selalu segar dan selalu siap untuk memulai aktivitas/kerja seberat apapun.
Hadiri acara di Masyarakat
Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial oleh karena itu tidak mungkin lepas dari masyarakat. Agar bisa menjaga hubungan baik dengan masyarakat sebaiknya kita ikut acara yang ada di masyarakat walau dalam lingkup kecil seperti Rapat RT atau ronda siskamling. Kelihatannya ini sepele namun ini sangat baik untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Langganan:
Postingan (Atom)